Adab Anak Terhadap Ibu Dan Bapak.
Al-Imam Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali di dalam kitab Bidayatul Hidayah mengatakan ada sepuluh perkara adab anak terhadap ibu bapak, yaitu :
1. Mendengar dan patuh kepada perkataan ibu dan bapaknya, serta segala apa yang disuruh oleh ibu bapaknya wajib diterima dan haram ditolaknya, kecuali apa yang dilarang didalam agama maka harus dihindari dengan berbicara secara sopan santun kepadanya.
2. Berdiri jika ibu dan bapak berdiri karena mengtakzimkannya.
3. Jangan berjalan di hadapan ibu bapaknya.
4. Jangan meninggikan suara melebihi suara ibu dan bapaknya.
5. Apabila ibu dan bapak memanggil hendaklah dijawab dengan kalimat yang sopan, yang mengesankan penghormatan seperti : labbaik atau na'am, jika dengan bahasa arab.
6. Bersungguh-sungguh dalam menuntut keridhaan orang tua dengan perkataan atau perbuatan serta merendahkan diri.
7. Berbuat kebajikanlah kepada ibu dan bapak dengan pekerjaan atau ucapan.
8. Jangan memandang kepada ibu dan bapak dengan pandangan yang menyakitkan atau membikin mereka marah.
9. Jangan bermuka masam di hadapan kedua orang tua karena akan membuat keduanya marah.
10. Jangan pergi sebelum mendapat izin dari keduanya kecuali jika berpergiannya untuk berangkat haji yang fardhu ain, maka tidak usah untuk minta izin, tetapi sunnat belaka (disunnatkan untuk minta izin). Apabila menjalankan haji sunnat (haji ke 2, 3, dst) maka harus minta izin kepada keduanya, demikian juga pergi untuk berziarah ke makam anbiya', aulia atau untuk menuntul ilmu.
Adab sebagai bakti anak terhadap ibu dan bapaknya yang sudah tiada (meninggal dunia) : Selalu mendoakan ibu bapaknya setiap habis shalat, sering menziarahi makam ibu bapaknya minimal setiap hari Jum'at sekali, menghubungkan silaturrohim kepada teman atau kerabat dari ibu bapaknya yang mereka dulu pernah jalin semasa hidupnya..
Adab Berteman.
Al-Imam Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali di dalam kitab Bidayatul Hidayah mengatakan ada dua puluh tiga perkara adab seorang yang bersahabat dengan temannya, yaitu :
1. Mendahulukan teman dengan memberi harta (membantu uang), sekalipun kita sangat membutuhkannya.
2. Bila tidak mampu berbuat demikian, berikan sesuatu yang lebih dari kebutuhan diri bila temannya berkehendak.
3. Memberikan pertolongan secepat mungkin kepada teman untuk mencapai tujuannya, walaupun teman tidak minta tolong.
4. Menutup rahasianya.
5. Menutup aib temannya.
6. Bila ada orang yang mengatakan aib temannya, jangan di dengar.
7. Apabila mendengar orang memuji teman atau mendengar sesuatu yang menyenangkannya, sampaikanlah hal itu padanya.
8. Apabila si teman memberi kabar, dengarkanlah dengan sungguh-sungguh.
9. Jangan suka berdebat.
10. Panggilah nama temanmu dengan nama kesenangannya.
11. Apabila teman berbuat baik, bersyukurlah dan berterima kasih.
12. Melarang orang yang mencela teman yang tidak ada (ghibah).
13. Memberi nasehat kepada teman dengan lemah lembut.
14. Memaafkan kesalahan teman.
15. Mendo'akan kepada teman waktu shalat baik masih hidup atau sudah meninggal.
16. Hendaklah berbuat baik kepada keluarga teman.
17. Jangan membebani teman untuk melaksanakan suatu hajat agar senang hatinya.
18. Menyatakan gembira atas keberhasilan teman dan sedih atas musibahnya.
19. Memberi salam ketika bertemu dengan teman.
20. Bila teman datang di suatu majelis, berilah tempat yang luas untuknya.
21. Antarkan bila teman bangkit.
22. Diamlah bila teman berkata.
23. Tidak mencampuri perkataanya.
Dari segala adab ini bahwa hendaklah seseorang melakukan untuk temannya dengan perbuatan yang menggembirakan, jangan sampai berbuat sesuatu yang mereka benci.
Apabila engkau menginginkan agar temanmu akrab dalam menuntut ilmu, pekerjaan, agama dan duniamu dan waktu musafirmu, peliharalah lima perkara sebagai berikut :
Pertama, orang yang berakal tidak dapat berteman dengan orang yang kurang akalnya, karena akan terjadi pertengkaran dan sakit hati, musuh yang berakal lebih baik daripada teman yang tidak punya akal.
Kedua, orang yang baik kelakuan dan perangainya, jangan berteman dengan orang yang jahat, yaitu orang yang tidak dapat mengendalikan marah dan hawa nafsu. Al-Qomah Al-Atharidi berwasiat kepada kepada anaknya : Wahai anakku, bila engkau berteman pilihlah teman yang bila engkau berkhidmat kepadanya akan menghargaimu, jika engkau berteman kepadanya akan memperbaikimu, jika engkau membutuhkan biaya dia akan mau membiayaimu, temanilah orang yang bila engkau mengulurkan tangan untuk kebaikan, dia akan memberikan bantuan, apabila engkau memberi kebajikan kepadanya dia akan membalas, jila dia melihat kebaikanmu, akan mengenang, jika melihat kejelekanmu, ia akan menutupi, bila engkau berkata (benar) dia membenarkan, jika engkau memerintah (kebaikan), dia akan taat, bila engkau berselisih tentang sesuatu, dia mendahulukannu. Jadi prinsip persahabatan kita mesti memberi kepada teman tanpa mengharap balasan, tapi ikhlas karena Allah.
Ketiga, bertemanlah dengan orang shaleh, jangan berteman dengan orang yang fasiq yang selalu mengerjakan dosa besar atau kecil, orang yang takut kepada Allah tidak akan berbuat dosa terus menerus, barangsiapa tidak takut kepada Allah, tidak dapat dipercaya.
Keempat, jangan berteman dengan orang yang sangat cinta kepada dunia, berteman dengan orang seperti ini akan merusak diri, karena watak itu akan mengikuti watak teman, berteman dengan orang yang gemar dunia akan gemar juga, sangat gemar dunia itu pangkal segala kejahatan. Nabi Muhammad saww. bersabda :
حب الدنيا رأس كل خطيئة
Hubbud-dunyaa ro-su kulli khothii-atin.
Artinya : Cinta kepada dunia pangkal segala kesalahan.
Kelima, hendaklah berteman dengan orang yang jujur dan jangan berteman dengan pendusta, karena dia tidak dapat dipercaya baik dalam agama maupun dunianya, kelak agamamu akan binasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar