Sabtu, 07 April 2012

AQIDAH IMAM HANAFI

Dalam Kitab al-Fiqh al-Absath bahwa ia (Imam Abu Hanifah) berkata: Allah ada tanpa permulaan 
dan tanpa tempat, Dia ada sebelum  menciptakan segala makhluk, Dia ada  sebelum ada tempat, sebelum segala ciptaan, 
sebelum segala sesuatu". Dialah yang 
mengadakan/menciptakan segala sesuatu 
dari tidak ada, oleh karenanya maka tempat 
dan arah itu bukan sesuatu yang qadim 
(artinya keduanya adalah makhluk/ciptaan 
Allah). Dalam catatan Imam Abu Hanifah ini 
terdapat pemahaman2 penting: 
1. Terdapat argumen bahwa seandainya 
Allah berada pada tempat dan arah maka 
berarti tempat dan arah tersebut adalah 
sesuatu yang qadim (tidak memiliki 
permulaan), juga berarti bahwa Allah 
adalah benda (memiliki bentuk dan 
ukuran). Karena pengertian "tempat" 
adalah sesuatu/ruang kosong yang 
diwadahi oleh benda, dan pengertian 
"arah" adalah puncak/akhir penghabisan 
dari tujuan suatu isyarat dan tujuan dari 
sesuatu yang bergerak. Dengan demikian 
maka arah dan tempat ini hanya berlaku 
bagi sesuatu yang merupakan benda dan 
yang memiliki bentuk dan ukuran saja; 
dan ini adalah perkara mustahil atas Allah 
(artinya Allah bukan benda) sebagaimana 
telah dijelaskan dalam penjelasan yang 
lalu. Oleh karena itulah beliau (Imam Abu 
Hanifah berkata: "Allah ada tanpa 
permulaan dan tanpa tempat, Dia ada sebelum menciptakan segala makhluk, Dia 
ada sebelum ada tempat, sebelum segala 
ciptaan, sebelum segala sesuatu sesuatu". 
2. Sebagai jawaban bahwa Allah tidak 
dikatakan di dalam alam adalah oleh karena mustahil Allah berada di dalam 
susuatu yang notabene makhluk-Nya. Dan 
bahwa Allah tidak dikatakan di luar alam 
adalah oleh karena Allah ada (tanpa 
permulaan) sebelum adanya segala 
makhluk, dan Dia ada sebelum adanya 
segala tempat dan arah. Karena itulah 
beliau (Imam Abu Hanifah berkata: "Dia 
(Allah) adalah Pencipta segala sesuatu". 
Wallahu a'lam bi showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar