AQIDAH IMAM HANAFI
Dalam Kitab al-Fiqh al-Absath bahwa ia (Imam Abu Hanifah) berkata: Allah ada tanpa permulaan
dan tanpa tempat, Dia ada sebelum menciptakan segala makhluk, Dia ada sebelum ada tempat, sebelum segala ciptaan, sebelum segala sesuatu". Dialah yang
mengadakan/menciptakan segala sesuatu
dari tidak ada, oleh karenanya maka tempat
dan arah itu bukan sesuatu yang qadim
(artinya keduanya adalah makhluk/ciptaan
Allah). Dalam catatan Imam Abu Hanifah ini
terdapat pemahaman2 penting:
1. Terdapat argumen bahwa seandainya
Allah berada pada tempat dan arah maka
berarti tempat dan arah tersebut adalah
sesuatu yang qadim (tidak memiliki
permulaan), juga berarti bahwa Allah
adalah benda (memiliki bentuk dan
ukuran). Karena pengertian "tempat"
adalah sesuatu/ruang kosong yang
diwadahi oleh benda, dan pengertian
"arah" adalah puncak/akhir penghabisan
dari tujuan suatu isyarat dan tujuan dari
sesuatu yang bergerak. Dengan demikian
maka arah dan tempat ini hanya berlaku
bagi sesuatu yang merupakan benda dan
yang memiliki bentuk dan ukuran saja;
dan ini adalah perkara mustahil atas Allah
(artinya Allah bukan benda) sebagaimana
telah dijelaskan dalam penjelasan yang
lalu. Oleh karena itulah beliau (Imam Abu
Hanifah berkata: "Allah ada tanpa
permulaan dan tanpa tempat, Dia ada sebelum menciptakan segala makhluk, Dia
ada sebelum ada tempat, sebelum segala
ciptaan, sebelum segala sesuatu sesuatu".
2. Sebagai jawaban bahwa Allah tidak
dikatakan di dalam alam adalah oleh karena mustahil Allah berada di dalam
susuatu yang notabene makhluk-Nya. Dan
bahwa Allah tidak dikatakan di luar alam
adalah oleh karena Allah ada (tanpa
permulaan) sebelum adanya segala
makhluk, dan Dia ada sebelum adanya
segala tempat dan arah. Karena itulah
beliau (Imam Abu Hanifah berkata: "Dia
(Allah) adalah Pencipta segala sesuatu".
Wallahu a'lam bi showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar